Ayub adalah orang yang paling kaya sekaligus paling malang. Dia
adalah konglomerat pada zamannya yang patut mendapat iba dari setiap
orang. Bagaimana tidak, dari seorang yang kaya raya mendadak menjadi
miskin dan tidak mempunyai apa-apa. Kalau dia menerima penderitaan
dengan cara perlahan dan kurun waktu yang lama, mungkin tidak terlalu
berat. Tetapi apa yang dia alami sungguh amatlah berat sebab dalam waktu
singkat dia menerima segala kehinaan.
Suatu hari saya menerima email dari seorang kawan yang
mengatakan bahwa dia kecewa dengan pengkhotbah tamu yang berkhobah pada
hari Natal di gerejanya, sebab si penginjil tersebut selalu mengatakan
bahwa kekayaan adalah parameter untuk mengetahui seorang diberkati
ataukah tidak. Sementara dia sendiri hidupnya masih pas-pasan, bahkan
cenderung penuh dengan penderitaan.
Saya katakan bahwa hidupnya
masih baik, lalu bagaimana dengan Ayub yang jatuh miskin dalam waktu
singkat? Padahal dia hidup dalam kesalehan, jujur, dan menjauhi
kejahatan. Pendek kata, kalau ada orang yang paling layak diberkati,
pastilah Ayub. Tetapi kita lihat tragedi menimpa hidupnya. Seluruh
hartanya lenyap dalam sekejap dan anak-anaknya tewas. Ditambah lagi
istrinya yang mencemoohnya.
Memang kita tahu bahwa setan berada di balik penderitaan Ayub.
Tetapi satu hal harus dicamkan bahwa penderitaan dapat menimpa siapa
saja, orang jahat maupun orang benar. Kalau begitu untuk apa kita
menjadi anak Allah yang saleh?
Camkanlah bahwa orang kaya juga penuh
penderitaan. Meskipun kita tahu bahwa jenis penderitaannya tentunya
berlainan dengan orang miskin. Kalau tidak demikian tentunya kita tidak
akan mendengarkan adanya orang kaya yang menelan obat penenang sampai
berlebihan dan mengakibatkan kematian.
Bersyukurlah Anda yang mempunyai Yesus, sebab kita tahu bahwa
Dia adalah Sahabat sejati kita. Dia tidak pernah meninggalkan kita. Saat
kita lemah, Dia datang sebagai penguat kita. Saat kita tidak berdaya,
dia datang untuk mengangkat kita. Saat sedih, Dia datang sebagai
penghibur kita. Anda tidak akan kecewa dengan Dia.
sumber : http://bethanygraha.org/iix/index.php?option=com_content&view=article&id=540%3Amenghadapi-penderitaan&catid=50%3Adevotional&Itemid=126&lang=in
Tidak ada komentar:
Posting Komentar